Pandangan keliru terhadap para penghafal Al Qur'an - IT
SUBTOTAL :

Follow Us

LATEST ARTICEL Pesan dan Nasihat
Pandangan keliru terhadap para penghafal Al Qur'an

Pandangan keliru terhadap para penghafal Al Qur'an

LATEST ARTICEL Pesan dan Nasihat
Short Description:

Product Description

Sebagian opini publik yang sering muncul dari telinga masyarakat awam memberikan sugesti negative tentang para penghafal Al Qur’an, sebuah pengaruh dan mitos yang sangat meresahkan dan menurunkan gairah serta semangat (ghiroh) kita, bahwa orang yang menghafal Al Qur’an akan mendapat cobaan pada saat menghafal. Sejenak kita memahami sebuah cobaan atau godaan adalah sesuatu yang tidak mengenakkan dan di identik dengan hal-hal yang berdampak negatif. Itulah tanggapan dan argumentasi yang dilontarkan oleh mereka.

Namun apakah benarjika orang yang menghafal Al Qur’an akan mendapat cobaan ??...ataukah hanya ujian dari Alloh SWT ?....sebagai bentuk rasa sayang Alloh SWT kepadanya yang akan berdampak positif bagi siapa saja yang sabar menjalaninya. Lalu apakah cobaan dan ujian itu ?...Banyak diantara kita salah memahami antara dua istilah ini, yang menyebabkan kita terjebak terhadap hal-hal negatif.

Cobaan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi keinginan atau hasrat manusia untuk  melakukan perbuatan yang tidak benar dan melawan kehendak Alloh SWT. Cobaan datangnya dari diri sendiri dan iblis. Sedangkan ujian adalah suatu hal yang diizinkan terjadi dalam kehidupan oleh Alloh SWT, yang tujuannya untuk memberikan ujian kepada manusia untuk melatih dan meningkatkan kualitas keimanan, kecintaan, dan ketaqwaannya.

Sebagaian diantara mereka juga berpendapat bahwa ”Cobaan orang yang menghafal Al Qur’an itu banyak, seperti mengidap penyakit, gangguan lingkungan, musibah keluarga dan masih banyak lagi. Sebenarnya sering sekali orang yang menghafal Al Qur’an jatuh sakit, tetapi itu lebih diakibatkan faktor eksternal. Mungkin saja kurang olahraga, sedikit gerak, makan tidak teratur yang menjadi penyebabnya. Sebenarnya peristiwa seperti ini dapat dialami siapa saja, tidak ada kaitannya dengan orang yang sedang menghafal Al Qur’an.

Tidak kalah dahsyatnya, mereka juga menyampaikan bahwa penghafal Al Qur’an selalu mendapat godaan dari lawan jenis. Ini juga berdasar pengalaman umum yang sering terjadi pada setiap orang. Banyak penghafal Al Qur’an ternyata tidak mengalami kejadian itu. Seandainya fakta itu ada, kemungkinan besar orang yang bersangkutan telah membawa benih-benih asmara itu sebelum mulai menghafal dan memang sudah waktunya untuk mencari pasangan hidup. Akibatnya kejenuhan menghafal atau akumulasi keteledoran menjadikannya mencari selingan aktifitas lain sebagai pelarian dari pelampiasan.

Menyatukan dua fokus (bercinta dan menghafal) jelas sulit dan memunculkan masalah baru, yaitu Asmara amburadul, semakin mencari pelampiasan yang lebih dalam lagi. Jika anggapan itu diyakini, seakan-akan menghafal itu penyebab datangnya maksiat, padahal kalau dilihat dari fakta yang ada, orang yang tidak menghafal pun bahkan lebih banyak melakukan maksiat.

Lawan jenis yang kononnya menjadi gangguan terbesar bagi para penghafal itu janganlah kita jadikan sebagai beban, namun jadikanlah sebagai sebuah anugerah dari Alloh SWT. Coba kita bayangkan siapa yang tidak mau memiliki pendamping hidup yang hafal Al Qur’an, orang yang selalu dekat dengan Alloh, karena mereka adalah Ahlulloh. Ketika lawan jenis menggoda penghafal Al Qur’an, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, bisa menjadi sebuah cobaan jika direspon negatif dan mengikuti hawa nafsu, selanjutnya bisa jadi menjadi sebuah ujian jika direspon dengan positif dan dianggap sebagai kasih sayang Alloh SWT.

Penghafal Al Qur’an adalah orang pilihan Alloh SWT, yang pasti tingkat kecintaan dan keimanannya terhadap Al Qur’an lebih baik dari pada orang yang tidak menghafal. Tentunya tiap orang pernah mencintai lawan jenisnya, untuk membuktukan kecintaannya itu cukup hanya berjalan mulus tanpa adanya pro dan kontra, hingga salah satu dari mereka menguji pasangannya yang lain bahwa dia benar-benar cinta. Kejadian seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai cobaan, namun tepatnya sebagai ujian. Sama saja dengan penghafal Al Qur’an, Alloh tidak akan mungkin memberikan Al Qur’an pada sembarang orang, dan Alloh akan memberikan Al Qur’an kepada orang yang sudah siap menjadi Ahlullah, Ahlul Qur’an, tentunya setelah melewati beberapa tahap proses. Alloh berfirman didalam Al Qur’an, Alloh sayed :

اَحَسِب النَّاسُ اَنْيُتْرَكوُاَنْ يَكُوْلُوا امَنَّا وَ هُمْ لاَ ىُفْتَنُوْنَ 

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi ?” (Al Ankabut :2)

Sudah jelas digamblang dalam ayat ini bahwa di balik ujian yang diberikan oleh Alloh SWT kepada penghafal Al Qur’an hakikatnya Alloh akan menujukkan kecintaan-Nya kepada siapapun. Jalanilah semua ujian dengan sabar dalam menghafal yang akan menikmati betapa indahnya menghafal Al Qur’an. Jika kita mampu melewatinya dengan sabar, maka kita akan memperoleh beberapa hikmah, diantaranya : pengampunan Alloh SWT, kasih sayang Alloh dan kesuksesan hidup. Ujian apapun yang menimpa orang yang sedang menghafal, merupakan salah satu pintu menuju kesuksesan menghafal Al Qur’an dan in sya Alloh memperoleh keridhoan Allah sebagai Haamilul Qur’an, bila dijalani dengan ikhlas dan sabar.

Allahu a’lam.

0 Reviews:

Post Your Review