![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOOKulgnnpRpZhyWu9P6HjtmJNv9saEDwT_CI_QRg677_QFo0_P30mMHcSbi1_CYMNhDC0bSphdYqquPw8LRQbaS1D9nWYeVwigpNueU1N6LzYI5fGbnwrrjvAySKhZ2myQpdV4WPC5kQ/s640/RAGAM+RIBA.png)
Ragam jual-beli yang rentan menjerumuskan kepada riba :
1. Jual-beli dengan cara 'inah dan tawarruq;
2. Jual-beli sistem salam (Ijon);
3. Jual-beli dengan cara menggabungkan dua penjualan dalam satu penjualan;
4. Jual-beli secara paksa
5. Jual-beli sesuatu yang tidak dimiliki dan menjual sesuatu yang sudah dibeli dan belum diterima.
Selain itu juga menjelaskan kemungkinan untuk memberi keputusan hukum atas praktik monopoli dan keserakahan para pedagang yang telah melakuakan penipuan dengan menjalankan macam-macam cara jual beli yang haram terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan. semua masalah diatas akan dikaji satu demi satu.
· Hukum Muamalah boleh (Mubah) sampai ada dalil yang mengharamkanya.
· Diantara kaidah fiqih yang disepakati para ulama adalah : Segala sesuatu tergantung dengan niat atau tujuannya. Hal ini telah didasarkan pada Hadits Nabi Muhammad ﷺ.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
"Sungguh, perbuatan itu tergantung kepada Niatnya."
Atas dasar tersebut, wajib menutup jalan yang dapat menimbulkan kejelekan dan kerusakan, mencegah penipuan yang menghalalkan hal-hal yang harom dan melegalkan yang munkar.
· Hukum asal transaksi adalah harus ada serah-terima secara langsung. Hal ini wajib dalam jual -beli yang menggunakan sistem barter atau tukar-menukar yang rentan terhadap riba, meskipun barang yang ditukar tersebut mempunyai klarifikasi dan jenis yang berbada. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits berikut.
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ
“Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan (tunai). Jika jenis barang tadi berbeda, maka silakan engkau membarterkannya sesukamu, namun harus dilakukan secara kontan (tunai).” (HR.Muslim no. 1587)
Selain itu banyak ayat Al Qur'an dan hadits Nabi ﷺ. yang diperbolehkan penangguhan salah satu dari dua barang yang ditukar apabila salah satunya emas atau perak sedangkan lainnya berupa makanan, tanah, atau benda lain. Begitu juga apabila salah satu atau kedua barang yang ditukar tidak mengandung unsur riba.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya." (Al Baqoroh [2]: 282).
Kemudian dalam hadits Nabi ﷺ. yang diriwayatkan oleh Anas Rodhiyallohu 'Anhu :
"Nabi ﷺ. menggadaikan baju besi kepada seorang yahudi di Madinah dan Nabi mengambil gandum dari orang yahudi itu untuk keluarganya. (HR.Bukhori)
"Nabi ﷺ. membeli makanan dari seorang yahudi secara bertempo, sedangkan Nabi ﷺ. menggadaikan baju besi kepada orang yahudi tersebut. Dalam sebuah Lafadz dikatakan, "Nabi ﷺ. wafat sedangkan baju besinya masih tergadai pada orang yahudi dengan 30 sha' gandum (HR. Bukhori dan Muslim)
Orang yang benteng agamanya lemah dan serakah menjalankan jual-beli secara riba dan menghalalkan yang harom. Mereka tidak lagi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok para konsumennya, tetapi menjual barang secara kredit dengan harga lebih rendah dari pembelian secara kontan, juga dengan cara-cara lain yang menyebabkan orang lain menjadi melarat.
Untuk meringankan orang-orang yang lemah, dilakukan kajian tentang macam-macam akad jual-beli. Tujuannya untuk menjelaskan apa-apa yang boleh dan yang dilarang. hal-hal yang masih meragukan pandangan para ekonom terhadapnya, menumbuhkan kesadaran dan memberikan pengarahan kepada pedagang kemudian menemukan solusi yang tepat untuk mencegah orang-orang mempermainkan perdagangan dan menghukum orang-orang yang melakukan tipu daya karena mereka telah mempermainkan syari'at, membahayakan kehidupan dan memakan harta orang lain dengan cara bathil.
0 Reviews:
Post Your Review